Tuesday 24 May 2011

Melihat Definisi Dan Asal Usul Filsafat Dalam Buku Filsafat Islam (Resume)

Oleh: Alex Nanang As[1]
A). JENIS BUKU
Judul                           : Filsafat Islam
Penulis                        : Dr. Hasyimsyah Nasution, M.A
Penerbit/tempat         : Gaya Media Pratama / Jakarta
Cet. Ke/Tahun           : Pertama/1999
  Kedua/2000
  Ketiga/2002
  Keempat/2005
Jumlah halaman         : 231
B). DEFINISI FILSAFAT
Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu Philosophia, kata berangkai dari kata philein yang berarti mencintai dan Sophia berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti cinta akan kebijaksanaan (Inggris: love of wisdom, Belanda: wijsbegeerte, Arab: muhibbu al-hikmah). Orang yang berfilsafat atau orang yang melakukan filsafat disebut filsuf atau filosof artinya pecinta kebijaksanaan.[2]
Filsafat Islam itu sendiri adalah hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, cakupan filsafat Islam diperluas kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran keislaman yang meliputi bukan saja diperbincangkan oleh para filsuf dalam wilayah kekuasaan Islam tentang hal yang disebutkan di atas, tetapi lebih luas mencakup ilmu kalam, ushul fikih dan tasawuf.[3]
Terdapat dua versi pendapat tentang penamaan disiplin ilmu filsafat Islam yaitu yang pertama filsafat Islam dan yang kedua filsafat Arab.[4] Akan tetapi penamaan filsafat Arab sendiri sebenarnya tidak tepat karena kebanyakan filsuf yang membangun ilmu ini bukanlah orang Arab melainkan orang Persia, Turki, Afghanistan, Spanyol dan lain-lain. Walaupun kebanyakan karya mereka ditulis dalam bahasa Arab tetapi yang pasti bahwa orang Arab belum mengenal ilmu ini sebelum ekspansi Islam.[5] Karena filsafat Islam mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal baru kemudian dibenarkan dengan wahyu sedangkan ilmu kalam mencari wahyu baru kemudian didukung oleh argumentasi akal maka pengaruh filsafat Yunani kelihatan sangat menonjol sekali terhadap filsafat Islam.[6]
C). ASAL USUL FILSAFAT ISLAM
Pada masa khulafa’ al-rasyidin dan Daulah Umaiyah, filsafat Yunani belum dikembangkan. Karena pada masa ini perhatian umat islam terfokus pada penaklukan wilayah dan lebih menonjolkan budaya Arab. Barulah pada zaman Daulah Abbasiah yang berpusat di Baghdad, mulai diperhatikan secara serius filsafat Yunani terutama pada masa Al-Ma’mun (813-833), putera Harun Ar-Rasyid yang dikenal denga zaman penterjemahan.[7] Al-Ma’mun termasuk salah seorang intelektual yang gandrung kepada ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia mendirikan baitul al-hikmah di bawah pimpinan Hunain bin Ishaq (809-873) seorang Nashrani yang ahli bahasa Yunani.[8]
Dengan adanya penterjemahan ini umat Islam telah mampu dalam waktu relatif singkat menguasai warisan intelektual dari tiga jenis kebudayaan yang sangat maju pada waktu itu, yakni Yunani, Persia dan India. Warisan intelektual tersebut dikembangkan oleh pemikir-pemikir Islam menjadi suatu kebudayaan yang lebih maju sebagai tergambar dalam pelbagai bidang ilmu dan madzhab filsafat yang beraneka. Namun disayangkan kejayaan ilmu dan filsafat tersebut hanya dapat berlangsung sampai abad XII M, kemudian orang-orang Barat memindahkan pusat ilmu pengetahuan tersebut ke negerinya. Dengan demikian, umat Islam saat ini harus bekerja ekstra keras kembali untuk meraih permatanya yang hilang, seolah-olah saat in terjadi helenisme gelombang ke II.[9]
A). JENIS BUKU
Judul                           : Filsafat Islam
Penulis                        : Ahmad Hanafi, M.A
Penerbit/tempat         : Bulan Bintang / Jakarta
Cet. Ke/Tahun           : Keenam / 1996
Jumlah halaman         : 194
B). DEFINISI FILSAFAT
Kata-kata filsafat diucapkan “falsafah” dalam bahasa Arab dan berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang berarti cinta kepada pengetahuan dan terdiri dari dua kata yaitu philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya  atau dengan perkataan lain, orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.[10]
Sedangkan secara istilah filsafat yaitu ilmu tentang wujud-wujud melalui sebab-sebabnya yang jauh (al-maujudatu bil-‘illah al ba’idah). Yakni pengetahuan yang yakin yang sampai kepada sebab-sebabnya sesuatu. Ilmu terhadap wujud-wujud tersebut adalah bersifat keseluruhan bukan bersifat terperinci menjadi (garis kecilnya), karena pengetahuan secara terperinci menjadi lapangan ilmu-ilmu nyata.[11]
Filsafat Islam banyak miripnya dengan pandangan-pandangan orang-orang Yunani terutama Aristoteles, di mana teorinya tentang pembagian filsafat diikuti oleh filosof-filosof Islam.
C). ASAL USUL FILSAFAT
            Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran filsafat Islam terpengaruh oleh filsafat Yunani. Filosof-filosof Islam banyak mengambil pikiran Aristoteles dan sangat tertarik dengan pikiran-pikiran Plotinus sebingga banyak teorinya yang diambil. Memang demikianlah keadaan orang yang datang kemudian, terpengaruh oleh orang-orang sebelumnya dan berguru kepada mereka. Kita saja yang hidup pada abad ke-20 ini, dalam banyak hal masih berhutang budi kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Akan tetapi berguru tidak berarti mengekor dan hanya mengutip, sehingga harus dikatakan bahwa filsafat Islam itu hanya kutipan semata-mata dari Aristoteles, seperti apa yang dikatakan oleh Renan, atau dari neo platonisme seperti yang dikatakan oleh Duhem, karena filsafat Islam telah menampung dan mempertemukan berbagai aliran pikiran. Kalau filsafat Yunani merupakan salah satu sumbernya, maka tidak aneh kalau kebudayaan India dan Iran juga menjadi sumbernya pula.[12]
A). JENIS BUKU
Judul                           : Filsafat Islam
Penulis                        : Abdul Qadir Jaelani
Penerbit/tempat         : Bina Ilmu / Surabaya
Cet. Ke/Tahun           : Pertama / 1993
Jumlah halaman         : 180
B). DEFINISI FILSAFAT
            Filsafat Islam adalah usaha dan sikap falsafiah muslim yang setia kepada Islam (yang committed pada Islam). Dengan demikian filsafat Islam seharusnya adalah falsafah qur’aniyah, yaitu usaha filsuf muslim dengan akal budinya untuk memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral jawaban Al-Qur’an terhadap tiga masalah asasi filsafat: hakikat Tuhan. Hakikat alam semesta dan hakikat manusia. Sikap filsuf termasuk sebagai konsekuensi daripada paham (pemahamannya) tersebut. Oleh karena itu filsafat Islam adalah falsafah qur’aniyah, yaitu filsafat yang berorientasi kepada Al-Qur’an dalam mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi filsafat.[13]
C). ASAL USUL FILSAFAT
       Yang dimaksud dengan filsafat Islam dalam tulisan ini bukan buku pelajaran mengenai Filsafat Islam yang menerangkan tentang pertumbuhan filsafat tersebut sejak awal kelahirannya sampai sekarang ini, atau membicarakan perbedaan-perbedaan pemikiran diantara filsuf muslim yang satu dengan yang lain, seperti antara Al-Kindi (801-865) denga Al-Farabi (850-950) dan Ibnu Sina (989-1036). Bukan pula untuk membicarakan pertentangan pemikiran antara Ibnu Sina dengan Ibnu Rusyd (1126-1198) di satu pihak dengan Al-Ghazali (1058-1111) pada pihak lainnya, atau pertentangan aliran Mu’tazilah dengan Al-Asy’ariyah, atau penjelasan perbedaan antara filsafat Islam dengan Tasawuf dan thariqat-thariqatnya. Dan tidak pula membicarakan mengenai kemunduran pemikiran filsafat Islam pada abad modern dewasa ini. Yang dituju dengan filsafat Islam dalam tulisan ini yaitu adalah usaha dan sikap falsafiah muslim yang setia kepada Islam (dalam hal ini adalah Al-Qur’an) untuk menjawab tiga masalah asasi filsafat yakni; hakikat Tuhan, hakikat alam semesta dan hakikat manusia. Dengan demikian, tulisan ini ingin menjawab ketiga masalah asasi filsafat tersebut dengan bertumpu pada kitab suci Al-Qur’an dan berarti tulisan ini berbicara tentang filsafat profetik.[14]



[1] Resume ini ditulis dalam rangka salah satu peningkatan bentuk pembacaan ulang terhadap kajian filsafat Islam.
[2] P. 1
[3] P. 2
[4] P. 3
[5] P. 4
[6] P. 6
[7] P. 11
[8] P. 12
[9] P. 13
[10] P. 3
[11] P. 6
[12] P. 23-24
[13] P. 5
[14] P. 1

No comments: