Thursday 2 June 2011

Islam Di Singapura; Menuju Komunitas Muslim yang Maju


Oleh: Alex Nanang Agus Sifa ( Tugas Mata Kuliah “Islam Asia Tenggara” semester 5)


Pendahuluan
Islam merupakan agama bangsa-bangsa yang tersebar di pertengahan bumi, yang terbentang dari tepi laut Afrika sampai tepi laut Pasifik Selatan, dari padang rumput Siberia sampai ke pelosok kepulauan Asia Tenggara,[1] tidak terkecuali Singapura.  perkembangan Islam di Singapura telah lama ada dan jauh sebelum negeri itu sendiri berdiri. Singapura merupakan Negara yang termasuk kawasan yang minoritas umat islamnya, sama halnya seperti Thailand dan Filiphina yang merupakan satu kawasan di Asia Tenggara.[2]
Wajah Islam di Singapura tidak jauh berbeda dengan wajah di negeri jiran-nya, Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktik ibadah maupun dalam kultur kehidupan sehari-hari. Sedikit banyak, hal ini tidak lain dipengaruhi oleh sisa warisan Islam Malaysia, ketika negeri kecil itu resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada tahun 1965.[3]Sangat menarik jika membicarakan dan membahas Negara Singapura ini.Terlebih jika dihubungkan dengan umat Islam-nya yang minoritas yang terus berkembang. Untuk itu di makalah yang sederhana ini akan dibahas dan diuraikan perkembangan Negara Singapura, baik dilihat dari sisi sosio-historis maupun keislamannya.
Lepasnya Singapura dari Melayu
Kehidupan politik Melayu mengalami perubahan besar setelah terjadi perang dunia kedua. Hal ini bukan disebabkan oleh gerakan oposisi nasionalis terhadap pemerintahan inggris, akan tetapi disebabkan oleh penyerahan kekuasaan Inggris kepada aristokrasi Melayu dan pembentukan negara Melayu yang merdeka yang diperintah oleh elite tradisionalnya. kemerdekan Melayu bermula pada tahun1946, dengan rencana Inggris membentuk sebuah kesatuan Melayu yang digabungkan atau dengan melepaskan beberapa negarakesultanan Melayu, Singapura dan Penang.[4]
Pihak Inggris bermaksud mengakhiri sejumlah kesultanan dan membentuk sebuah pemerintahan pusat untuk seluruh wilayah tersebut, dan memberikan kesempatan kepada imigran Cina dan India untuk mengakses kekuasaan politik.Rencana tersebut dengan serta merta ditentang oleh aristokrasi Melayu, yang pada tahun 1946 membentuk organisasi kesatuan nasional Melayu. Perlawanan yang sangant kuat tersebut memaksa pihak Inggris memodifikasi rencana mereka pada tahun 1948 diganti dengan sebuah pemerintahanFederasi Melayu dengan tetap mempertahankan keberadaan sejumlah pemerintahan kesultanan Melayu dan menjamin supremasi kepentingan warga Melayu.
Meskipun demikian, pemerintahan federasi ini mendapat serangan dari partai Komunis Melayu, yang sebagian besar didukung oleh pekerja Cina.Partai Komunis melayu mengorganisir perlawanan anti Jepang pada tahun 1940-an. Setelah peperangan ini melancarkan gerakan gerilya terhadap pemerintahan gerilya terhadap pemerintahan federasi yang baru dan terhadap kelangsungan pengaruh Inggris yang terkandung dalam pemerintahan tersebut.Akibatnya terjadi persekutuan antara organisasi kesatuan nasional melayu, asosiasi warga Cina dan asosiasi warga India-Melayu.[5]
Pada tahun 1957 terbentuk Negara Melayu merdeka dengan dukungan dari para pejabat Melayu, para pedagang Cina dan intelektual India di bawah pimpinan Tunku Abdul Rahman.Di dalam konstitusi yang baru, dominasi warga Melayu dalam pendidikan dan birokrasi pemerintahan dan dominasi warga non-Melayu dalam perekonomian dikukuhkan.
Islam ditetapkan sebagai agama resmi Negara Melayu, bahkan kebebasan beribadah mendapatkan perlindungan.Periode sepuluh tahun berlangsung dengan ketentraman sebelum bahasa Melayu menggantikan bahasa Inggris, Cina, dan bahasa Tamil di sekolah-sekolah pemerintah.Dan pada tahun 1963 federasi Melayu diorganisir kembali untuk memasukkan wilayah Borneo Utara dan Singapura.Akan tetapi Singapura melepaskan diri pada tahun1965[6] dan federasi ini secara resmi dirubah namanya menjadi Malaysia.[7]
Sejarah Masuknya Islam Di Singapura Abad XX
Awalnya adalah seorang ulama asal Yaman (Hadramaut) bernama Syed Abu Bakar Taha Al-Sagoff.Peran dan kiprahnya bagi perkembangan Islam di Singapura sangat besar.Setelah selesai belajar di Mekkah Al Mukarromah, dia memutuskan pergi ke Singapura pada sekitar 1916 untuk tujuan berdakwah.
 Pada 1927, saat kedatangan kedua kalinya di negeri itu, Syed Abu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam. Pertama yang ia lakukan adalah membuka lembaga pendidikan Islam, yakni madrasah Al-Junied. Pengabdiannya pada Islam itu dilakukannya hingga wafat pada tahun 1956.[8]
Singapura Sebagai Pos Perdagangan
Menempatkan pendirian sebuah pos perdagangan di Singapura, pulau ini menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia. Campur tangan Kerajaan Inggris di semenanjung Melayu selama tahun 1920-an, mentransformasi Melayu menjadi produsen utama karet dan timah.Karet dan timah diekspor dari pulau Singapura.Hingga akhir abad ke-19 Singapura merupakan pusat administrasi bagi Malaya.
Penang dan Singapura menjadi pelabuhan utama untuk ekspor timah Melayu dan impor tenaga kerja dari China dan dari beberapa negeri lainnya. Dan pada tahun 1910, Melayu sebagaimana India, mengekspor bahan-bahan mentah ke Inggris dan ke Eropa. Perkembangan ini menimbulkan dampak yang menonjol terhadap kehidupan keagamaan dan pola hubungan antara Negara-negara melayu dan komunitas muslim.[9]
 Perkembangan Islam Di Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun birokrasi. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam. Sebagai tempat pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura)[10] yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.[11]
Dimensi perkembangan Islam itu yang cukup menggembirakan, terutama dalam perihal manajemen profesionalisme dalam hal pengelolaan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZIS wakaf). Di Singapura, sebagaimana dijelaskan oleh kepala Divisi Pembangunan Agama dan Penelitian, Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS), Zalman Putra Ahmad Ali, pengelolaan ZIS wakaf, diperuntukkan bagi pemerataan dan kesejahteraan umat Islam. "Pemberdayaan amanat agama ini tidak akan mencapai target maksimal jika tidak dikelola secara professional.”
MUIS sendiri sebagai lembaga tertinggi pemerintah untuk Hal Ihwal Islam (setingkat kementerian agama di Indonesia), memang bertanggung jawab dan ikut mengelola langsung pengelolaan ZIS wakaf, sehingga dapat mengetahui secara pasti pelaksanaannya.Sistem manajemen profesioanl yang diterapkan oleh MUIS ini telah diterapkan lebih dari 10 tahun terakhir. Dalam pembayaran ZIS misalnya, tidak lagi secara manual, dengan cara pergi ke tempat penyaluran atau lembaga yang dipercaya, tapi sejak dua tahun terakhir pembayarannya dapat dilakukan melalui sistem on-line, seperti manajemen bank.
 Dengan cara demikian akan diketahui seluruh dana yang terhimpun saat itu juga. Sementara untuk wakaf, telah lima tahun lebih dikelola dengan sistem wakaf produktif. Harta benda dari wakaf dikelola dengan asas manfaat, bukan lagi untuk pembangunan masjid atau kuburan, sebagaimana di Indonesia. Misalnya, dana wakaf dipakai untuk pembangunan real estate atau supermarket atau usaha lainnya yang menguntungkan. Keuntungannya kemudian dipakai lagi untuk pengembangan Islam.Di sini, tiadak ada kesempatan penyelewengan. Sebab, jika terbukti melakukan korupsi, misalnya terhadap dana ZIS atau wakaf, maka akan mendapat hukuman yang sangat berat. Memang di Singapura penegakan hukum cukup bagus, dan tingkat KKN-nya sangat minim. Berkaitan dengan ZIS ini, rata-rata dana ZIS setiap tahunnya terkumpul berkisar 18-20 juta dolar Singapura (sekitar 10 dolar AS). Khusus pegawai di MUIS, digaji dari dana zakat tersebut.[12]
 Sementara itu, dana bagi pengembangan masjid dan madrasah, ada kasnya tersendiri. Tidak lagi diambilkan dari dana ZIS wakaf tersebut. Untuk madrasah ada kotak bernama "Dana Madrasah". Sedangkan dana masjid diperoleh dari sumbangan kaum muslim, khususnya kotak Jum’at. Meski juga terkadang masih dapat bantuan dari dana ZIS wakaf.
Madrasah, Masjid, Dan LSM
Manajemen profesionalitas dalam pemberdayaan potensi dan peningkatan kualitas umat bukan hanya terlihat pada aspek ZIS wakaf.Ia juga tampak jelas dalam pengelolaan pendidikan (madrasah), masjid, dan lembaga-lembaga swadaya Islam non-pemerintah.Lembaga pendidikan Islam (madrasah) dikelola secara modern dan profesional, dengan kelengkapan perangkat keras dan lunak. Dari seluruh madrasah Islam (sebanyak enam buah, seluruhnya di bawah naungan MUIS), sistem pendidikan diterapkan dengan memadukan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keenam madrasah itu adalah madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah, madrasah Al-Maarif Al-Islamiah, madrasah Al-Sagoff Al-Islamiah, madrasah Al-Junied Al-Islamiah, madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah.[13]
Waktu penyelenggaraan belajar mengajar dimulai dari pukul 08.00 hingga 14.00. Lama waktu ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum dan non-madrasah. Agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi, maka di setiap madrasah dibangun laboratorium komputer dan internet, serta sistem pendukung pendidikan audio converence.Selain dilengkapi fasilitas internet, setiap madrasah juga mempunyai server tersendiri bagi pengembangan pendidikan modern."Siswa dibiasakan dengan teknologi, terutama teknologi internet.Setiap hari, mereka diberi waktu dua jam untuk aplikasi dan pemberdayaan internet.Akan tetapi pendidikan Islam baru ada dalam institusi Taman Kanak-Kanak hingga madrasah Aliyah (SMU).Untuk perguruan tingginya hingga kini belum ada.
 Manajemen yang sama juga diterapkan dalam pengelolaan masjid. Tidak seperti yang dipahami selama ini, bahwa masjid hanya sebatas tempat ibadah mahdhoh (shalat lima waktu dan shalat Jumat). Tetapi, masjid di Singapura ini, benar-benar berfungsi sebagaimana zaman Rasulullah, sebagai pusat kegiatan Islam.Selain tempatnya yang sangat bersih dan indah, juga di ruas kanan dan kiri di setiap masjid terdapat ruangan-ruangan kelas untuk belajar agama dan kursus keterampilan.Berbagai disiplin ilmu agama diajarkan setiap siang dan sore hari. Kegiatan ceramah rohani usai juga diajarkan usai shalat shubuh atau maghrib.
Aktivitas lainnya, diskusi berbagai masalah kontemporer dan keislaman.Diskusi ini biasanya diadakan oleh organisasi remaja di setiap masjid. Dewan pengurus setiap masjid juga menerbitkan media (majalah dan buletin) sebagai media dakwah dan ukhuwah sesama muslim. Berbeda dengan di negara lainnya, di Singapura para pengurus masjid digaji khusus, dan memiliki ruangan pengurus eksekutif laiknya perkantoran modern.
 Saat ini, tidak kurang dari sepuluh LSM, di antaranya adalah: Association of Muslim Professionals (AMP), Kesatuan Guru-Guru Melayu Singapura (KGMS), Muslim Converts Association (Darul Arqam), Muhammadiyah, Muslim Missionary Soceity Singapore (Jamiyah), Council for the Development of Singapore Muslim Community (MENDAKI), National University Singapore (NUS) Muslim Society, Perdaus (Persatuan dai dan ulama Singapura), Singapore Religious Teachers Association (Pergas), Mercy Relief (Center for Humanitarian), International Assembly of Islamic Studies (IMPIAN), dan Lembaga Pendidikan Alquran Singapura (LPQS).[14]
Seluruh lembaga dan sistem manajemen profesional ini ditujukan bukan saja pada terbentuknya kualitas muslim dan komunitas Islam yang maju, moderat dan progresif, tetapi juga potret yang mampu berkompetisi dan meningkatkan citra Islam di tengah pemandangan global yang kurang baik saat ini. Model demikian inilah yang kini terus diperjuangkan agar Islam yang rahmat menjelma dalam kehidupan masyarakat Singapura.
Penutup
Dari pembahasan yang sederhana di atas, penulis menyimpulkan bahwa perkembangan dan kemajuan umat islam di Singapura tidak bisa dilepaskan dari sisi historis negara tersebut dan juga peran serta umat Islam Singapura sendiri yang gigih dalam memperjuangkan Islam. Setidaknya umat Islam di Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam dan sebagai penduduk muslim terbanyak sedunia dapat berkaca dan belajar banyak dari system yang diterapkan dan dijalankan oleh Singapura, terutama dalam pemanfaatan teknologi sebagai alat dalam rangka memudahkanpenerapan dan menjalankan syariat Islam.




DAFTAR PUSTAKA

Al-Haddad, Al-Habib Alwi Bin Thahir, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, terj. S.Dihya Shahab (Jakarta: Lentera Basritama, 1997, cet. Ke-4), hal. 32-33
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam; Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, terj. Samson Rahman (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003)
Hall,D.G.E.,Sejarah Asia Tenggara, terj. Drs. I.P. Soewarsha (Surabaya: Usaha Nasional, cet. Pertama, tanpa tahun)
Harun, Lukman, Potret Dunia Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985)
Ma’afi, Rif’at Husnul, Pendekatan Studi Kawasan Dalam Studi Islam dalam Kalimah: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Pemikiran Islam (Gontor: Fak.Ushuluddin Institut Studi Islam Darussalam, 2006)
Mas’udi, Ghufron A., Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ira M. Lapidus (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Nordin, Mazlan,  Nasib Penduduk Minoriti Muslim (Mingguan Malaysia, 12 April 2009)
Republika, 27-01-2002 dalam http://www.muslimsource.com/ Last Updated ( Wednesday, 13 August 2008 )




[1]Ghufron A. Mas’udi, Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ira M. Lapidus (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. vii
[2] Rif’at Husnul Ma’afi, Pendekatan Studi Kawasan Dalam Studi Islam dalam Kalimah: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Pemikiran Islam (Gontor: Fak.Ushuluddin Institut Studi Islam Darussalam, 2006), hal. 147
[3]Umat Islam Singapura tergolong menjadi minoritas ketika Singapura memisahkan diri dari Malaysia.(Mazlan Nordin, Nasib Penduduk Minoriti Muslim (Mingguan Malaysia, 12 April 2009)
[4] Ghufron A. Mas’udi, Op.Cit, hal. 355
[5]Ibid, hal. 355
[6]Pada tahun 1965 Singapura menjadi negara yang independen dan bergabung dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa pada 9 Agustus 1965.Belakangan, Singapura di tahun 1965 secara resmi menjadi bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September.Sejak, kemerdekaannya Singapura telah berhasil lolos dari belenggu hegemoni dan standar hidup mereka telah meningkat secara drastis.
[7]Ghufron A. Mas’udi, Sejarah Sosial Umat Islam, Ibid, hal. 354. Malaysia Negara federasi mencapai kemerdekaannya pada tanggal 31 Agustus 1957. Persekutuan atau federasi Malaysia terdiri negeri (Negara bagian) Johor, Malaka, negeri Sembilan, Pahang, Pulau Pinang, Perak, Perlis, Selangor, Trengganu dan negeri-negeri Borneo yaitu Sabah dan Sarawak. Untuk lebih jelasnya lihat dalam bukunya Lukman Harun, Potret Dunia Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), hal. 237
[8]Dalam makalah ini perkembangan Islam di Singapura hanya dilihat dari abad 20. Pada faktanya, masuknya Islam ke Singapura sudah terjadi sebelum abad ke 15-an bahkan beberapa abad sebelum itu. Hal ini dibuktikan oleh adanya jalur perdagangan yang dikuasai oleh umat islam ketika di masa itu. Umat islam bertempat tinggal di Siam, Indo China, kepulauan Sulu, Magindanau (Filiphina), maka tersebarlah mereka di sepanjang pantai laut dari Singapura ke Hongkong dan lautan Tiongkok. Untuk lebih jelasnya lihat dalam bukunya Al-Habib Alwi Bin Thahir Al-Haddad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, terj. S.Dihya Shahab (Jakarta: Lentera Basritama, 1997, cet. Ke-4), hal. 32-33
[9] Ghufron A. Mas’udi, Op.Cit, hal. 352. Lihat juga dalam bukunya D.G.E.Hall, Sejarah Asia Tenggara, terj. Drs. I.P. Soewarsha (Surabaya: Usaha Nasional, cet. Pertama, tanpa tahun), hal. 743
[10]Sebenarnya Majelis Ugama dibentuk pertama kali ketika Singapura masih menyatu dengan Malaysia pada tahun 1915.Majelis ini dibentuk dengan tujuan untuk berkuasa sepenuhnya terhadap peradilan agama dan masjid-masjid kampong.Majlis ini juga mengelola 3/5 dari pendapatan zakat dan 4/5 dari pajak kepala yang biasanya dikumpulkan oleh para pemuka agama kampung.  Beberapa tahun berikutnya, majelis Ugama memprakarsai pendidikan bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Melayu, menyediakan sejumlah buku pelajaran dan terjemahan dan mempersiapkan kepemimpinan Negara untuk pembaharuan kehidupan keberagaman Islam. Ghufron A. Mas’udi, Sejarah Sosial Umat Islam, Op.Cit, hal. 353
[11]Lihat juga dalam Mazlan Nordin, Nasib Penduduk Minoriti Muslim. Akan tetapi berbeda halnya menurut  Ahmad Al-Usairy, menurutnya, data pada tahun 1999 M/1420, penduduk muslim di Singapura mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu mencapai 35 persen. Walaupun demikian, umat Islam di Singapura masih tetap dalam negara yang minoritas penduduk muslimnya.Lihat dalam bukunya Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam; Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, terj. Samson Rahman (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), hal.551
[13]Ibid, http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/(diakses pada hari Rabu, 06 Januari 2010)

[14]Republika, 27-01-2002 dalam http://www.muslimsource.com/ Last Updated ( Wednesday, 13 August 2008 )

No comments: