Friday, 27 January 2012

KETENANGAN SEJATI


Oleh: Alex Nanang Agus Sifa         

           Sebagai manusia, tentunya kita mengharapkan yang namanya ketenangan. Tidak ada seorangpun yang hidup di dunia ini kecuali menghendaki dirinya tenang. Banyak cara dan jalan yang ditempuh demi mendapatkannya. Bahkan seluruh keseharian manusia, gerak gerik hidupnya selalu berusaha mendekati sekaligus mendapatkannya.
          Tentunya, cara dan jalan yang ditempuh berbeda, sesuai dengan ilmu serta pengetahuan yang dimiliki manusia. Ada yang menganggap bahwa dengan materi ketenangan dapat dicari. Mereka berusaha sekuat tenaga mengumpulkan materi demi memperoleh ketenangan sejati. Bahkan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara demi materi yang mereka yakini dapat mengantarkan mereka ke dalam ketenangan sejati. Akan tetapi, setelah materi terkumpul belum juga ketenangan muncul. Dengan demikian materi ternyata tidak dapat mengantarkan manusia sampai pada ketenangan sejati. Justru karena materi, tidak sedikit yang terperdaya sampai mati.
          Ada juga anggapan diantara mereka yang meyakini jika ketenangan dapat diraih dengan kekuasaan. Mereka menyusun rencana, strategi demi kekuasaan tertinggi. Mereka yakin jika kekuasaan telah diperoleh, maka ketenanganpun akan ditoreh. Namun, ketika kekuasaan sudah di genggaman tangan, ketenangan tak kunjung mereka dapatkan. Bahkan kekuasaan itu mendorong diri mereka ke arah kedzaliman. Bukan hanya ketika kekuasaan tersebut sudah berjalan, tapi juga ketika masih dalam pencapaian. Sungguh, kekuasaan hanya akan menjadi mala petaka ketika diiringi ambisi untuk kepentingan dunia semata.
          Di sisi lain, ada juga yang meyakini bahwa ketenangan akan didapatkan ketika sudah mendapatkan pasangan. Mereka beranggapan bahwa dengan hadirnya pria atau wanita idaman, ketenangan akan dirasakan. Berbagai cara untuk mendapatkan pria atau wanita idaman pun dilakukan. Mulai dari bersolek, berdandan, bergaya yang kesemuanya itu tidak lain merias sekujur badan, mempertontonkan ketampanan maupun kecantikan. Namun setelah pasangan yang didambakan sudah di depan pandangan, ketenanganpun tak kunjung datang.
          Lalu sebenarnya sesuatu semacam apakah yang dapat menjadikan seseorang itu merasakan ketenangan jika bukan dari materi, kekuasaan dan adanya pasangan?
          Ternyata, jika direnungkan, ketenangan merupakan sesuatu yang abstrak, tak nampak oleh pandangan tapi dapat dirasakan. Ketenangan adalah rasa yang tak terlihat oleh mata. Seseorang tak dapat menilai orang lain itu sedang dalam keadaan tenang, karena dia tidak dapat merasakan apa yang sedang orang lain rasakan. Seseorang hanya dapat menilai orang lain dari fisik belaka. Sedangkan ketenangan merupakan rasa yang metafisik yang tak terlihat oleh mata.
          Saudaraku, jika diri kita tenang karena banyaknya uang, maka sadarlah bahwa itu adalah kenyamanan yang tak panjang. Karena ketika uang telah habis atau hilang, maka ketenanganpun akan menyertai bersama habis dan hilangnya uang. Ketika kita merasa tenang dengan benda-benda keduniawiaan, maka ketahuilah bahwa itu hanyalah ketenangan tipu daya syaitan. Sedangkan syaitan menghendaki kita ke dalam kesesatan. Tidak sedikit manusia yang tertipu karena menuruti hawa nafsu dan termakan oleh bujuk rayu syaitan yang menggiurkan.
          Saudaraku, ketenangan adalah rasa. Ia tak terlihat oleh mata tapi nyata. Ia abstrak dan tak nampak. Hanya dapat dirasa oleh setiap hati yang terjaga mengingat-Nya. Sedangkan harta, tahta, wanita serta semua perhiasan dunia akan mengantarkan kepadanya ketika diiringi dengan bimbingan agama.
          Ingatlah saudaraku, bahwa ketenangan hanyalah milik Tuhan. Dialah yang menganugerahkan ketenangan sejati yang tak pernah mati. Hanya dengan mengingat-Nya, hati menjadi tenang dan jauh dari kebimbangan dalam mengarungi kehidupan. Tidakkah kita mengetahui akan firman-Nya “ala bidzikrillah tathmainnu al-qulub”, (hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang). Wallahu ‘alam bish-shawwab.
(Sebuah renungan kehidupan –Thursday, January 26th 2012 )
         

No comments: