Wednesday, 10 October 2012

Mengenal “Philosophie Studies” STAIN Ponorogo


Philosophie Studies

 “Philosophie Studies” merupakan sebuah komunitas kajian yang berangkat dari sebuah kesadaran bahwa keilmuan seputar dan sekitar islam yang begitu manarik justru terlambat untuk dikenal lebih dalam. Melihat realita relijiusitas generasi muslim yang semakin terbengkalai, termasuk nalar kritis dalam pemikiran keagamaan, maka SMJ Ushuluddin STAIN Ponorogo berupaya menumbuhkan kembali semangat intelektualitas di kalangan muda sebagai suatu kesadaran akan pentingnya peran generasi muslim. Al-Qur’an, Hadits, dan Filsafat menjadi konten penting dalam keilmuan, tanpa menuntut batas usia. Bahkan ketiga pokok keilmuan tersebut sudah seharusnya dikenal dan didalami sejak dini.
Dalam rangka mengembalikan otentisitas dan progresifitas keilmuan kontemporer, maka kebutuhan akan keilmuan perlu ditawarkan kembali. SMJ Ushuluddin STAIN Ponorogo mencoba mengibarkan kembali bendera interpretasi keilmuan yang tidak lepas dari al-Qur’an, Hadits, dan Filsafat.
Sesuai dengan perkembangannya SMJ Ushuluddin STAIN Ponorogo mengemas ketiga hal tersebut secara bersama dalam satu kegiatan yang secara khusus didedikasikan untuk menyambut mahasiswa baru: Ta’aruf al-Falasifah, dengan tema “Memulai Proses Bersama Menjadi Manusia yang Merdeka”, dengan harapan tidak ada salah satupun dari kesemua itu tertinggal atau terabaikan dari proses keilmuan mahasiswa Ushuluddin.
Namun sangat disayangkan, sejauh yang kami lihat selama kegiatan berlangsung, semangat untuk mengkaji ilmu-ilmu keislaman tersebut justru malah berujung pada “Kritisasi Hukum-Hukum Islam Yang Sudah Baku”.
PELATIHAN Philosophie Studies
      Kurang lebih satu minggu yang lalu, tepatnya hari Jum’at-Ahad bertepatan dengan tanggal 25-27 Maret 2011, kami senat mahasiswa ushuluddin mengutus 2 delegasi untuk mengikuti kegiatan “Philosophie Studies” yang diadakan oleh STAIN Ponorogo. Dua orang yang kami delegasikan tersebut yaitu Alex Nanang Agus Sifa selaku mahasiswa senior fakultas Ushuluddin dan Dyra A.S yang merupakan pengurus senat fakultas sekaligus sebagai kader ushuluddin.
      Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini berlangsung di Telaga Ngebel dengan jumlah peserta sekitar 25 orang. Para peserta datang dari berbagai perguruan tinggi sekarisidenan Madiun, seperti: STAIN ponorogo selaku tuan rumah, STAIN Tulung Agung, UII Madiun, Ma’had Ali Termas Pacitan dan ISID.
      Materi pertama dalam kegiatan ini dimulai pada jum’at malam ba’da isya. Setelah pembukaan yang di isi dengan beberapa sambutan, acara dilanjutkan dengan materi pertama. Tema yang diambil dalam kesempatan sesi pertama ini adalah “Pengertian Manusia; Secara Eksistensial & Esensial”. Pada tema pertama ini, pembahasan dikhususkan pada dua persoalan, yaitu manusia dilihat dari eksistensinya dan esensinya. Berkesempatan menjadi pembicara dalam tema ini adalah Bpk. Edi Susilo, seorang pemikir kehidupan yang meng-claim dirinya selalu dalam keadaan “bahagia”. Pada intinya, pembicara ingin menegaskan bahwa eksistensi manusia dinyatakan memiliki esensi ketika dirinya dapat “menjadi” dalam artian seseorang bisa menjadi seorang yang “eksis” secara “esensi” ketika dia melakukan sebuah “one moment” yaitu berbuat sesuatu yang belum pernah diperbuat oleh orang lain atau dengan bahasa lain dia bisa melakukan “perubahan yang sangat signifikan”. Di sinilah manusia disebut ke-eksistensian-nya sekaligus ke-esensiannya ketika dia dapat melakukan “PEMBERONTAKAN SECARA EKSTRIM”, tegas pembicara.
      Setelah sesi pertama ini selesai, para peserta disuguhkan oleh panitia dengan film Barat yang bercerita tentang pergolakan pemikiran. Kami pun sebagai peserta ikut menikmati tayangan yang berdurasi dua jam tersebut sembari diskusi kecil bersama peserta yang lain sampai akhirnya kami larut dan tanpa disadari waktu telah menunjukkan jam 12 malam.
      Keesokan harinya, sesi kedua dimulai pada pukul 8 pagi. Dalam kesempatan kali ini materi bertemakan “PENGERTIAN FILSAFAT DALAM PEMAKAIAN FILSUF ISLAM  (Masalah Istilah, Definisi, Kedudukan dan Metodenya). Dalam sesi ini hadir sebagai pembicara adalah dosen STAIN Ponorogo yaitu Bpk. Ahmad Faruk, M.Fil.I. Sesi kedua ini berlangsung selama 3 jam. Pada intinya, pembicara dalam kesempatan ini menjelaskan tentang seluk beluk makna filsafat, kedudukannya, metodologinya dan cara kerjanya. Menurut hemat kami sebagai peserta, tidak ada sesuatu yang terlihat baru di sini. Hampir semua materi terlihat copy-paste dari buku filsafat yang sudah beredar di sekeliling kita.
      Tepat pukul 11 siang, para peserta dikondisikan oleh panitia untuk membentuk kelompok-kelompok diskusi. Para peserta diminta mendiskusikan materi yang telah disampaikan oleh pembicara, baik pada sesi pertama maupun sesi kedua. Kurang lebih selama satu jam para peserta berdiskusi membahas materi filsafat. Kami berdua-pun tidak ketinggalan dalam kelompok-kelompok tersebut. 
      Ternyata, hasil diskusi tidak sampai di situ. Setiap kelompok juga di minta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan semua kelompok dengan dibarengi pendeskripsian melalui whiteboard.
          Malam harinya, sekitar pukul 8 malam, para peserta mengikuti materi sesi ke-tiga. Dalam sesi ini tema yang diambil adalah “Analisis Wacana”. Pada sesi ini dijelaskan panjang lebar tentang teori wacana yang berkembang di ranah kefilsafatan. Hanya saja, kami merasa dikejutkan dengan kesimpulan pembicara, bahwa analisis wacana ini, yang sebelumnya merupakan kajian filsafat juga dapat digunakan untuk menganalisa Al-Qur’an. Kami pun merasa tercengang, ternyata, Al-Qur’an dianggap sebagai sebuah wacana yang pantas untuk dianalisis bahkan dikritisi. Dari sinilah rasa keheranan kami mulai muncul. Beberapa pertanyaan kami lontarkan terkait hal tersebut. Namun sangat disayangkan, jawaban yang ditujukan kepada kami terlihat kurang memuaskan. 

No comments: