Lima hari terakhir aku dipusingkan
oleh skripsiku. Aku menulis beberapa point skripsi dalam bahasa Indonesia.
Point yang aku tulis tentang teori ketuhanan Aristoteles. Dari sekian daftar
pustaka sekitar 30 buku yang aku ambil, hanya terdapat 1 buku yang dalam
tulisan bahasa Indonesia. Dengan demikian aku harus menerjemahkan hamper
seluruh bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Pekerjaan yang cukup
melelahkan tapi cukup menghasilkan pengalaman.
Hari ini aku dikejutkan dengan
sebuah pengalaman. Aku bertemu dengan seorang paruh baya yang usianya
diperkirakan 50-60 tahun. Awalnya aku sedang ngobrol ringan dengan temanku di
depan gedung utama. Sebelumnya, aku dan temanku menunggu dosen yang akan
mengajar materi akta 4. Namun disebabkan dosen kemungkinan besar tidak dating,
akhirnya aku dan temanku yang satu ini menunggu dengan diiringi obrolan ringan.
Di tengah asyiknya obrolan kami, tiba2 terlihat seorang paruh baya mondar
mandir di belakang kami. Orang tua tersebut berbicara tanpa lawan bicara alias
berbicara sendiri. tak ada satupun yang menyapanya. Untuk itu aku berinisiatif
untuk member sapaan hangat dengan sebuah pertanyaan “bapak cari siapa”??? orang
tua tersebut masih asyik berbicara sendiri. akupun langsung mengulangi
pertanyaanku itu. Tk berapa lama kemudian orang tua tersebut menjawab dengan
sebuah pernyataan “wajib belajar 12 tahun”.. dalam benakku ada sebuah
pertanyaan mengganjal “apa maksud orang tua ini? Beliapun melanjutkan pertanyaan
kepadaku>>> “rukun iman itu ada 6….yang pertama apa?????? Aku langsung
menjawab “iman kepada Allah”…..setelah mendengar jawaban itu, orang tua
tersebut meneruskan pertanyaannya “SUDAH TUNTASKAN KAH URUSANMU DENGAN ALLAH??????????????
Sungguh pertanyaan yang mengejutkan, pertanyaan yang terlihat mengandung makna
tasawwuf. Aku pun langsung menjawab: ya jelas belum, tidak ada satu orang pun
di dunia ini yang sudah menuntaskan urusannya dengan Allah. Tak lama berselang
orang tua itu berdiri dan pergi. Namun sebelum pergi, aku mencoba mendekatinya
dan bertanya tuk kesekian kalinya: bapak mau cari siapa???? Orang tua tersebut menimpaliku dengan jawaban
“omonganmu itu loh dekkk..” mendengar jawaban tersebut aku langsung tersadar
kalao aku tadi kurang sopan dan jauh dari nilai etika….sambil beranjak pergi
orang tua tersebut mengatakan berulang2 dengan nada yg cukup keras “omonganmu
itu loo dekkk”….. aku pun kembali ke kamar dengan membawa rasa bersalah……dalam
hati bertanya: apa yang membuat orang tua tersebut melontarkan kata2 seperti
itu????
No comments:
Post a Comment