Wednesday, 10 October 2012

ORANG TUA YANG BERMAKNA (AHLI SUFI)


Lima hari terakhir aku dipusingkan oleh skripsiku. Aku menulis beberapa point skripsi dalam bahasa Indonesia. Point yang aku tulis tentang teori ketuhanan Aristoteles. Dari sekian daftar pustaka sekitar 30 buku yang aku ambil, hanya terdapat 1 buku yang dalam tulisan bahasa Indonesia. Dengan demikian aku harus menerjemahkan hamper seluruh bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Pekerjaan yang cukup melelahkan tapi cukup menghasilkan pengalaman.
Hari ini aku dikejutkan dengan sebuah pengalaman. Aku bertemu dengan seorang paruh baya yang usianya diperkirakan 50-60 tahun. Awalnya aku sedang ngobrol ringan dengan temanku di depan gedung utama. Sebelumnya, aku dan temanku menunggu dosen yang akan mengajar materi akta 4. Namun disebabkan dosen kemungkinan besar tidak dating, akhirnya aku dan temanku yang satu ini menunggu dengan diiringi obrolan ringan. 
Di tengah asyiknya obrolan kami, tiba2 terlihat seorang paruh baya mondar mandir di belakang kami. Orang tua tersebut berbicara tanpa lawan bicara alias berbicara sendiri. tak ada satupun yang menyapanya. Untuk itu aku berinisiatif untuk member sapaan hangat dengan sebuah pertanyaan “bapak cari siapa”??? orang tua tersebut masih asyik berbicara sendiri. akupun langsung mengulangi pertanyaanku itu. Tk berapa lama kemudian orang tua tersebut menjawab dengan sebuah pernyataan “wajib belajar 12 tahun”.. dalam benakku ada sebuah pertanyaan mengganjal “apa maksud orang tua ini? Beliapun melanjutkan pertanyaan kepadaku>>> “rukun iman itu ada 6….yang pertama apa?????? Aku langsung menjawab “iman kepada Allah”…..setelah mendengar jawaban itu, orang tua tersebut meneruskan pertanyaannya “SUDAH TUNTASKAN KAH URUSANMU DENGAN ALLAH?????????????? Sungguh pertanyaan yang mengejutkan, pertanyaan yang terlihat mengandung makna tasawwuf. Aku pun langsung menjawab: ya jelas belum, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang sudah menuntaskan urusannya dengan Allah. Tak lama berselang orang tua itu berdiri dan pergi. Namun sebelum pergi, aku mencoba mendekatinya dan bertanya tuk kesekian kalinya: bapak mau cari siapa????  Orang tua tersebut menimpaliku dengan jawaban “omonganmu itu loh dekkk..” mendengar jawaban tersebut aku langsung tersadar kalao aku tadi kurang sopan dan jauh dari nilai etika….sambil beranjak pergi orang tua tersebut mengatakan berulang2 dengan nada yg cukup keras “omonganmu itu loo dekkk”….. aku pun kembali ke kamar dengan membawa rasa bersalah……dalam hati bertanya: apa yang membuat orang tua tersebut melontarkan kata2 seperti itu????


No comments: