Thursday, 20 June 2013

Kembali ke Aqidah Islamiyyah Ash-Shahihah


Oleh: Alex Nanang Agus Sifa
الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَا الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى فِى الْقُرآنِ الْكَرِيْم: ياأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَقْوَى وَاتَّقُوْنِ يَاءُوْلِى اْلأَلْبَابِ.
Tak ada seorangpun yang mengingkari bahwa masalah aqidah adalah masalah pokok dalam Islam. Bahkan  dalam  semua  bentuk “mabda” (ideologi) dan agama di dunia, aqidah menjadi landasan berfikir, berbuat dan menja­lankan segenap aspek tingkah laku manusia. Segala usaha dan daya upaya manusia selalu terpaut dengan aqidah. Karenanya orang yang bekerja atas dasar aqidah, maka ia akan bekerja dengan penuh semangat dan sung­guh-sungguh. Sebaliknya orang yang mengerjakan sesuatu tanpa berdasarkan aqidah, maka ia selalu diliputi oleh rasa keputusasaan dan kemalasan.
     Aqidah merupakan "sesuatu yang dipegang teguh dan ia terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak mudah beralih dari padanya".  Aqidah Islam ialah menyaksikan dan meyakini kalimah “Laa ilaaha illalah Muhammad Rasulullah” yang artinya: Tiada tuhan yang patut disembah dan ditaati selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Allah SWT adalah Tuhan Yang Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya (Ilahun waahid La Syarika Lahu). Tuhan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tuhan yang ada sebelum kata ada itu ada dan akan tetap ada walaupun kata ada itu telah tiada. Dan Dia telah mengutus Muhammad SAW sebagai nabi terakhir yang membawa sinar cahaya kebenaran dan telah mengubah peradaban yang sebelumnya dipenuhi dengan kebiadaban menjadi peradaban yang berkeadaban.
Di atas kesaksian inilah didirikan Islam dengan segala aspeknya, termasuk amal-amal sholeh yang berupa ibadah dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah SWT). Rasulullah SAW bersabda:
          بُنِيَ الإسلامُ على خمسٍ:  شهادةِ أن لا إله إلا اللهُ وأن محمداً رسول ُ اللهِ،  وإقامِ الصلاةِ، وإيتاءِ الزكاة، وصومِ رمضانِ، وحجِّ البتِ. (رواه أحمد وبخارى ومسلم والترمذى والنساء)                   
          Islam itu dibangun atas lima perkara: Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan,  dan melaksanakan (ibadah) haji. (H.R Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmidzi dan Nasa’i).
Sidang jum’ah rahimakumullah,
          Lima perkara di atas merupakan dasar Islam “Arkanul Islam”. Status-nya sebagai dasar Islam karena lima perkara tersebut mencakup segi aqidah dan amal sholeh yang dilaksanakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, ini bukan berarti bahwa Islam hanya terbatas pada lima pilar/dasar tersebut, yakni pada masalah-masalah aqidah dan ibadah saja; melainkan Islam juga mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, seperti halnya Syariah yang di dalamnya terdapat berbagai hukum serta juga mu’amalaat. Selain syariah di sana juga terdapat tarbiyah, yang di dalamnya terdapat aturan dan pedoman pendidikan dalam Islam. Dan untuk mengetahui kesemuanya itu diperlukan kemampuan dalam berbahasa arab.
          Atas dasar inilah, maka Aqidah Islam telah menjadi asas bagi segala sesuatu: asas bagi kehidupan individu dan masyarakat, asas bagi negara, asas bagi hukum dan undang-undang, asas bagi lembaga-lembaga pendidikan dan asas bagi sains serta ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka Aqidah Islam telah dibangun diatas bukti-bukti yang nyata dan hujjah-hujjah yang tak terpatahkan. Oleh Karena itu, hampir seluruh bangsa Arab di masa Nabi telah menganutnya, sehingga jumlahnya mencapai lebih dari sepuluh juta orang. Dan sekarang jumlah kaum muslimin di seluruh penjuru dunia hampir mencapai 1,5  miliar yang diikat dalam satu aqidah yaitu aqidah Islamiyah.
Sidang jum’ah rahimakumullah,
Bagaimanapun juga Islam harus difahami bahwa Islam merupakan sebuah sistem kehidupan yang mengatur segala urusan hidup manusia, tentunya dengan menjadikan aqidah Islam sebagai basis bagi berdirinya bangunan umat, masyarakat dan negara. Maka dari situ, Islam bukan sekedar agama tapi Islam juga merupakan sebuah peradaban.
Islam adalah jalan hidup yang sempurna. Islam merupakan pandangan hidup yang menentukan tingkah laku kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, Tuhan adalah titik pusat (central) yang menjadi tujuan segala sesuatu, sedangkan posisi manusia di samping menjadi hamba yang mengabdi kepada Tuhan juga menjadi khalifah di muka bumi.
Agar kaum muslimin menyadari betapa pentingnya keterikatan antara dirinya dengan hukum Allah, cenderung  hidup hanya untuk Islam, dan berjuang demi menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia sebagai bukti amar ma’ruf nahi munkar; maka langkah awalnya adalah harus dibangkitkan pada diri masing-masing umat Islam dengan aqidah yang kuat dan semangat merealisasikan aqidah tersebut dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan mengi­katkan diri pada hukum Allah. Rasa rindu untuk hidup di bawah naungan Islam sangat diperlukan.  Demikian pula rasa takut terhadap azab Allah yang akan menimpa apabila tidak menerapkan Islam dan tidak terikat dengan hukum-hukumnya.
          Bangkitnya semangat tersebut hanya dapat terwujud dengan membangkitkan aqidah Islam  dan menancapkannya kembali dalam diri kaum muslimin. Apabila kita melihat fenomena yang ada, cahaya aqidah hampir meredup dari hati kaum muslimin. Bahkan tidak lagi berpengaruh dalam kehidupan mereka, dan tidak mampu lagi menyalakan semangat untuk mengikatkan diri dengan hukum Allah.
          Aqidah kebanyakan kaum muslimin saat ini sesungguhnya benar-benar telah kehilangan gambaran tentang hari kiamat. Hati mereka tidak lagi tergetar akan azab Allah atau merasa takut terhadap api neraka jahanam yang panasnya 70 kali lipat dibandingkan dengan api dunia. Mereka juga telah kehilangan rasa rindu kepada surga, berikut keni'matan di dalamnya yang hakiki.  Bagi mereka, keni'matan-keni'matan surga yang abadi itu -yang tak pernah dilihat oleh mata manusia dan belum pernah didengar oleh telinga- sudah tidak lagi mena­rik. Virus rasionalisme (mengagungkan akal), empirisme (mengagungkan indera), humanisme dan antropomorfisme yang menjadikan manusia sebagai sentral segalanya telah mewabah dikalangan kaum muslimin.
Akibatnya, kaum muslimin tidak lagi mencita-citakan keridhaan Allah SWT sebagai nilai hidup yang tertinggi. Mereka mengalihkan perhatiannya kepada dunia dengan segala perhiasannya, terutama harta, kedudukan, kekuasaan, rasa cinta berlebihan kepada isteri-isteri dan anak-anak. Mereka telah menjadikan kebutuhan materi sebagai satu-satunya nilai hidup yang dikejar-kejar. Pandangan mereka tidak lagi mengarah ke langit tetapi telah terfokus kepada dunia. Dan inilah kehancuran umat yang sesungguhnya. Belum lagi serangan dari luar Islam yang menghantam dari berbagai macam sisi, kaum Yahudi dan Nasrani dengan pemutar balikkan fakta di media massa, orientalis dengan penghujatan kitab suci serta hadits nabi, diperparah lagi sebagian cendikiawan muslim yang diharapkan menjadi pencerah umat, justru menjadi biang penyebar liberalisme, pluralisme dan sekularisme. Kondisi yang seperti ini tidak lain adalah akibat dari lemahnya aqidah Islamiyah.
Sidang jum’ah rahimakumullah,
Salah satu dampak dari lemahnya aqidah Islamiyah adalah terjerumusnya manusia ke dalam lubang kesyirikan. Ketika seseorang mendengar istilah syirik, maka terpatri di hatinya bahwa istilah ini berarti anggapan akan adanya yang lain yang sama pentingnya atau bahkan dianggap lebih penting. Dalam hal ini adalah Tuhan di-dua-kan atau bahkan sampai Tuhan di-nomor sekiankan. Dengan bahasa lain, di satu sisi menyembah kepada Tuhan, namun di sisi lain juga menyembah kepada selain-Nya.
Syirik yang secara terminologi berarti ‘mencampurkan’ ternyata di zaman postmodern ini tidak hanya dalam segi spiritual, namun juga dalam segi intelektual. Jika syirik spiritual mengindikasikan pelakunya melakukan perselingkuhan kepada Sang Pencipta terhadap ciptaan-Nya atau bertuhan lain di samping Tuhan yang sebenarnya, maka dalam syirik intelektual ini, maknanya tidak jauh berbeda yaitu menjadikan akal sejajar dengan wahyu, konteks sosial sejajar dengan teks suci atau dengan kata lain akal dan konteks social lebih dikedepankan dari pada wahyu dan teks suci. Akibatnya, hukum Islam yang sudah tetap (tsawabit) menjadi kabur dan dikritik habis-habisan karena dianggap bertentangan dengan kontekstual yang ada. Dan hal yang semcam ini sangat berbahaya. Padahal, Allah SWT sudah jauh-jauh hari mengingatkan kepada hamba-nya agar berhati-hati dengan perbuatan syirik yang satu ini. Karena perbuatan syirik ini merupakan bentuk dosa terbesar dan sangat berbahaya yang tidak terampuni (terkecuali pelakunya benar-benar menyelami taubat nashuha sebelum wafat). Bahaya lain dari perbuatan syirik ini adalah pelakunya dianggap najis oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis (surat at-Taubah ayat 28)
Sidang jum’ah rahimakumullah,
          Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran dan kesesatan. Karena, aqidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-raguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan hidup kebenaran.
Masyarakat yang tidak dipimpin oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat hewani (bahimi), tidak memiliki prinsip-prinsip hidup kebahagiaan meskipun mereka bergelimang dengan materi. Justru dengan materi, mereka sering terperosok pada kehancuran, sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat jahiliah. Karena, sesungguhnya kekayaan materi memerlukan pengarahan dalam penggunaannya, dan tidak ada pemberi arahan yang benar, kecuali aqidah yang benar yaitu aqidah Islamiyah shahihah.
Jika kita renungkan, banyak diantara kaum muslimin yang rela menjual agamanya dengan harga yang sedikit. Begitu banyak kaum muslimin yang melakukan konversi atau berpindah ke agama lain. Demi harta, tahta dan wanita, iman tergadaikan. Apakah ini dikarenakan faktor ekonomi yang lemah? Atau karena pendidikan yang rendah? Tentunya tidak. Fakta menunjukkan, di sekililing kita masih banyak ahli ekonomi & pengusaha yang masih terjerumus ke dalam praktik riba, banyak tokoh pemerintah yang terjerumus ke dalam korupsi, kolusi dan nepotisme. Banyak ahli pendidikan yang bergelar doctor bahkan professor yang mereka sendiri masih jauh dari nilai-nilai moral pendidikan. Padahal mereka semua muslim. Siapa yang salah sebenarnya? Jika diresapi secara mendalam, Jawabannya tidak lain adalah lebih dikarenakan keringnya dan dangkalnya aqidah mereka.
Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan seluruh problematika tersebut, mau tidak mau aqidah kaum muslimin harus dibangkitkan, seraya dimantapkan dan  dihidupkan kembali melalui ilmu yang bersumberkan dari wahyu. Manakala aqidah Islamiyah pada diri mereka telah berfungsi kembali, maka sungguh semangat mereka akan kembali bangkit.  Kaum muslimin akan kembali kepada Allah dan terikat pada syari’at-Nya. Mereka akan semangat dan disiplin dalam melaksanakan aturan-aturan islam. Karena sesungguhnya, islam tidak akan musnah dari muka bumi ini, islam tidak akan lenyap dari muka bumi ini, islam tidak akan hilang dari muka bumi ini, tapi iman dan keislaman kitalah yang bisa hilang dari diri kita.  
Untuk itu, marilah kita senantiasa waspada, memohon petunjuk kepada Allah dan perlindungan dari bahaya godaan setan yang terkutuk. Sebab, makhluk jahat yang satu ini akan senantiasa berusaha menggoda dan menyesatkan aqidah kita. Dia akan datang dari depan, belakang, samping kanan, samping kiri dan dari segala arah yang mungkin dia tembus. Satu cara gagal, dia akan mengupayakan cara-cara yang lain yang lebih jitu. Begitu juga kita berlindung dari syetan jenis manusia, yang mereka senantiasa mengerahkan tenaganya untuk melemahkan aqidah kita. Karena syetan dari jenis manusia ini juga tidak kalah berbahayanya, Apalagi dizaman globalisasi ini, mereka bukan hanya menyerang aqidah kita dengan perbuatan takhayyul bid’ah dan khurafat. Namun mereka juga menyerang pemikiran kita dengan paham pluralismenya, liberalismenya dan juga sekularismenya serta berbagai isme-isme lain yang sangat-sangat membahayakan aqidah kita.
Maka, tak sedikit orang yang akhirnya terjerumus ke dalam jebakan setan-setan ini, kecuali orang-orang yang senantiasa memegang dan menjaga aqidah islam dengan gigi gerahamnya yang kuat dan senantiasa istiqomah dengannya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ. فَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ الْعَلِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَجْمَعِيْنَ............

الخطبة الثانية
الحمد لله رب العاليمن، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، المبعوث رحمة للعالمين.
أما بعد، فأوصيكم أيها الناس ونفسى بتقوى الله، اتقو الله حق تقاته، اتقوه ما استطعتم، اتقوه وقولوا قولا سديدا، يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم، ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما. إن الله وملائكته يصلون على النبي، ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.
اللهم صل على نبينا محمد وعلى آل محمد، الحمد لله رب العالمين حمدا شاكرين حمدا ناعمين حمدا يعافى نعمه ويكافى مزيده ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضى الحاجات.
اللهم أعز الإسلام والمسلمين....اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ.
اللهم انصرنا على القوم الكافرين والمشركين والمنافقين.
اللهم افتح لنا قلوبنا وأفكارنا بنور هدايتك كما نورت الأرض بنور شمسك أبدا أبدا برحمتك يا أرحم الراحمين. اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وارنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
اللهم إنا نعوذبك من قول بلا عمل  
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار وأدخلنا الجنة مع الأبرار........ يا عزيز ياغفار يا رب العالمين.
عباد الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أقم الصلاة....

No comments: