Wednesday, 10 October 2012

LDK di Unibraw Malang





 
           Selama tiga hari aku mengikuti Pelatihan Manajerial Forum Silaturrahim Dakwah Kampus (PMFSLDK) se-Jawa Timur. Hadir dikesempatan ini mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai macam kampus se-jawa timur, Bali dan juga Madura. Diperkirakan jumlah peserta pelatihan tersebut 300 delegasi.
            Acara yang berlangsung di hall (balai pertemuan Universitas Brawijaya) yang bernama Widyaloka ini cukup meriah, tidak seperti yang saya perkirakan sebelumnya. Hampir setiap kursi terisi, hanya sedikit yang kelihatan kosong dan itupun dibagian belakang. Karena merupakan acara yang berlandaskan keislaman, tentunya dalam pertemuan tersebut terpisah antara akhwat dan ikhwannya. Akan tetapi dengan tanpa menggunakan hijab.
            Acara ini berlangsung selama tiga hari dari mulai hari Jum’at dan ditutup pada hari Ahad sore. Walaupun demikian tidak serta merta aku dan teman-teman dari ISID kemudian datang pada hari Jum’atnya. Namun kita berusaha untuk sampai dilokasi satu hari sebelumnya atau minimal malam sebelumnya. Aku dan teman-teman (berempat) pun mencoba berangkat dari kampus pada hari Kamis sekitar jam 9 pagi. Dengan harapan agar dapat sampai ke tujuan malam harinya. Karena diperkirakan perjalanan menuju ke Malang kurang lebih tujuh jam.
            Ternyata tidak seperti dugaan sebelumnya, aku dan teman-teman tiba di kota Malang sekitar jam 9 malam. Itu berarti hampir 12 jam kita menghabiskan waktu diperjalanan. Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini bukan disebabkan karena aku memilih untuk santai dijalan akan tetapi yang menjadi penyebab lamanya perjalanan tersebut yaitu ban sepeda motor yang aku kendarai bocor sampai dua kali ketika aku diantarkan temanku menuju ke terminal dan juga disebabkan oleh lamanya kita mencari warung nasi ketika makan siang dan malam.
Sesampai di Malang (tepatnya di kampus Brawijaya), kita berempat berjalan mencari tempat peristirahatan. Hampir 1 KM kita melangkah, namun tempat yang dimaksud belum juga kita temukan. Hal ini menjadikan kita putus asa sampai-sampai cemoohan kecil kepada panitia pelaksana keluar dari mulut kita. Kekecewaan kitapun semakin menjadi ketika nomor HP panitia tidak aktif ketika kami hubungi. Tanpa berpikir panjang, kitapun langsung mencari informasi lewat satpam yang berada persis di samping pintu gerbang kampus. Setelah mendapatkan sedikit pemahaman, kita langsung bergegas menuju tempat yang ditunjuk pak satpam.
Dihari pertama, kami berempat dengan penuh semangat bersiap diri menuju ke arah gedung balai pertemuan. Di hari yang bertempatan dengan shalat jum’at itu kami mengikuti acara perdana yang berupa bedah buku. Kali ini buku yang dibedah merupakan buku terjemahan dari ulama timur tengah yang kalau tidak salah inisialnya (Al-Kilani). Buku ini memiliki dua fersi terjemahan, pertama versi Malaysia, buku ini diberi judul masa kelam umat islam dan kemenangan perang salib. Sedangkan dalam versi kedua yang dicetak di Indonesia diberi judul misteri masa kelam umat islam dan kemenangan perang salib. Secara ringkas, buku ini mendeskripsikan kegagalan umat islam yang disebabkan oleh perpecahan di dalam tubuh umat islam sendiri ke dalam madzhab, golongan ataupun aliran.
Bedah buku yang nara sumbernya merupakan alumni Gontor ini berlangsung selama dua sesi. Sesi pertama berupa pemaparan dan pendeskripsian (historitas) dan yang kedua dengan dihadirkan seorang pembanding (tapi sepertinya pembandingnya kurang menguasai materi).
Jum’at malamnya acara dilanjutkan dengan ta’arruf yang berlangsung di masjid Raden Fatah UniBraw. Satu persatu perwakilan setiap kampus yang mengirimkan delegasinya mengenalkan diri beserta beberapa jumlah anggotanya. Tidak ketinggalan aku beserta tiga temanku mengenalkan diri dengan tidak lupa menyampaikan salam dari teman-teman di kampus kepada para peserta yang hadir ketika itu. Suasana pun tampak ramai ketika nama Gontor muncul kepermukaan. Karena ternyata ada sebagian dari peserta yang merupakan alumni dari pondok cabang.
Di hari kedua dan ketiga tidak jauh berbeda dengan hari yang pertama. Acara diselenggarakan melalui beberapa sesi yang malamnya di akhiri dengan musyawarah yang berlangsung di masjid.
Ada sedikit hal yang mungkin perlu aku catat di sini: pertama, pengalaman dan wawasanku semakin bertambah dengan mengikuti acara LDK ini, baik pengalaman berupa keorganisasian maupun pengalaman tentang kehidupan. Kedua, dengan mengikuti acara seperti ini, hubungan silaturrahim menjadi terbangun, banyak mendapatkan teman dan relasi baru. Dan yang ketiga, Ibrah “pelajaran” berharga yang aku dapatkan dari sini (mungkin bisa dikatakan paling berharga) adalah belajar dari komunitas orang-orang yang shaleh, komunitas yang benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman seperti, menjaga pandangan, qiyamullail, shalat dhuha, puasa senin kamis, membaca, dan ukhuwah yang begitu kuat dengan didasarkan pada dasar-dasar keislaman.

No comments: