Sekolah inklusi adalah sekolah regular
(biasa) yang menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan menyediakan sistem
layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak melalui adaptasi
kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya. Dengan adanya
sekolah inklusi, ABK dapat bersekolah di sekolah regular yang ditunjuk sebagai
sekolah inklusi.
Prinsip mendasar dari pendidikan inklusi
adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa
memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka. Jadi di sini
setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling
membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain
sehingga kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.
Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto
adalah salah satu lembaga penyelenggara sekolah inklusi di kabupaten Banyumas. Penyelenggaran
inklusi di Al Irsyad sudah berjalan lebih dari 10 tahun. Dimana sejak saat itu,
Al Irsyad sudah melayani siswa yang memiliki kebutuhan khusus (ABK) sebagaimana
siswa yang lainnya.
Karena pelaksanaan inklusi yang berjalan
dengan baik dan cukup lama itulah, pada kesempatan Sabtu lalu, tepatnya tanggal
20 September 2014, tim dari Al Irsyad diminta oleh peneliti dari UNS, Drs.
Gunardi, MA, Ph.D, untuk menjadi nara sumber pada seminar inklusi di di SDN
Sukorame kecamatan Musuk kabupaten Boyolali. Tim yang terdiri dari 5 ustadz itu
diambil dari tiap-tiap unit sekolah yang diketuai langsung oleh ketua LPP dan
ketua biro Bimbingan Konseling (BK), mereka adalah; ustadz ustadz Parjiana, S.Kons (LPP), ustadz Totok
Yulianto, S.Pd (LPP), ustadz Alex Nanang AS, S.Fil.I (SD 01), ustadz Mahfudz Fatoni, S.Pd (SD 02)
dan ustadz Teguh Susila, S.pd (SMP). Adapun tema seminar adalah “The
Implementation of Cluster Model Instruction”.
Acara seminar tersebut dibagi menjadi
dua sesi, sesi pertama diisi dengan pengamatan langsung praktek pembelajaran
model cluster in class dan pembelajaran model cluster pull out. Kedua pembelajaran
tersebut dipraktekkan langsung oleh guru yang ada di SDN Sukorame bersama para
siswa berkebutuhan khusus, baik di dalam kelas (class in) maupun di ruang
khusus (pull out). Satu jam kemudian, sesi pertama ini ditutup dengan sharing
para peserta seminar terkait kelebihan dan kelemahan pembelajaran cluster in
class dan cluster pull out.
Kemudian di sesi kedua, para peserta
seminar mengikuti penjelasan langsung dari dua orang pemateri. Adapun dua orang
pemateri di sesi ini adalah Prof. Dr. Sunardi, M.Sc dari Pusat Studi
Difabilitas Lembaga Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Parjiana,
S.Kons (Tim BK Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto).
Pemateri pertama, yaitu Prof. Dr.
Sunardi, M.Sc banyak menjelaskan tentang sejarah dan pentingnya sekolah
inklusi. Menurutnya, pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang mengakomodasi
terpenuhinya hak dan kebutuhan setiap individu untuk berkembang secara holistic
dalam masyarakat yang bersifat multikultural. Namun, dalam prakteknya, tentunya
dalam proses pendidikan inklusif tersebut masih ditemukan kelemahan-kelemahan. Dan
lanjutnya, salah satu cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat
pada pendidikan inklusif adalah melalui penyelenggaraan Model Cluster.
Adapun pemateri kedua, adalah Parjiana,
S.Kons. Pemateri kedua ini menyampaikan tentang pelaksanaan pendidikan inklusi
yang terdapat di SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Beliau menyampaikan
cukup banyak tentang kegiatan pembelajaran yang terkait dengan kelas inklusi
dan anak berkebutuhan khusus (ABK). Mulai dari teori dan praktek
penanganan-penanganan oleh guru kelas, guru BK dan juga guru pendamping disampaikan
secara lengkap oleh pemateri. Bahkan ditampilkan juga beberapa video tampilan
ABK yang sedang mengikuti pembelajaran di kelas inklusi.
Peserta seminar terlihat antusias mengikuti seminar tersebut. Hal ini
terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari peserta dan juga
permintaan copy file materi seminar oleh para peserta. (Alex)
No comments:
Post a Comment